Selasa, 24 Juli 2012

Paris Yang Tertinggal

Diposting oleh nbubble46 di 13.04

Mawar itu kembali menumbuhkan duri
Menggugurkan satu per satu kelopak merahnya
Aku memungutinya dari atas tumpukan daun berry yang mengering
Satu kepik yang kucium harumnya
Harum air mataku

“Kamu mau kemana, Dev?” tanyaku.
“Mengurus visa, Bel. Kemarin petugas imigrasi sudah menghubungiku, katanya visa Mrs. Giesel sudah selesai”
“Untuk bos mu itu?”
“Ya, kau mau ikut?”
“Tidak, aku banyak kerjaan hari ini. Berkas perkara Mr. Barl perlu banyak perbaikan” keluhku.
“Oh ya sudah, aku pergi ya”
“Hati-hati, Dev”
“Iya, sayang”

Harum coffe latte yang sering kusaduhkan
Tumpah ruah dalam cangkir merah desain naga emas dari China
Hirupan terakhir yang kudengar
Seperti irama orkestra yang galau
Menyeret hati untuk ikut berteriak
Sesuai rentangan tangan konduktor
Menyuruhku untuk menampar wajahmu

“Kami memutuskan untuk menikah di Burma, Bel”
“Kau, keterlaluan, Dev! Jadi selama ini kau bukan saja sudah jadi antek Mrs. Giesel tapi sudah jadi kekasih gelapnya”
“Iya benar, kenapa? Dia sering memberiku uang. Sejahtera aku bersama dia, haha”
“Dan kau bisa-bisanya tertawa setelah kau tusuk aku dari belakang? Kau kejam, Dev”
“Maafkan aku, Bel. Aku ingin memberitahumu sejak lama. Hanya saja kau terus memberiku perhatian disaat aku masih belum mendapat kepastian dari Giesel”
“Dan akhirnya kau pun begitu jujur mengakuinya? Pergilah manusia tengik!”
“Hanya ini yang kubisa berikan sebagai balasan perhatianmu, Bel”
“Aku tak butuh balasan darimu, Dev. Yang kuinginkan hanya kau segera enyah dari pandanganku!”

Mawar merah yang kau tinggalkan
Kubiarkan berserak di bawah pengkhianatan
Ku berduka di atas cincin pertunangan
Yang kutanam di atas rimbunan daun berry di taman kota Paris

Salju mulai turun...

0 komentar on "Paris Yang Tertinggal"

 

Nbubble46 Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal